Berpikir
Kritis
Berpikir
kritis (critical thinking) adalah sinonim dari pengambilan keputusan (decision
making), perencanaan strategik (strategic planning), proses ilmiah (scientific
process), dan pemecahan masalah (problem solving). Berpikir kritis merupakan
upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah
yang sedang dan akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan
gagasan yang dapat memecahkan masalah tersebut. setiap orang memiliki pola
pikir yang berbeda. Akan tetapi, apabila setiap orang mampu berpikir secara
kritis, masalah yang mereka hadapi tentu akan semakin sederhana dan mudah
dicari solusinya.
Berpikir
kritis mengandung makna sebagai proses penilaian atau pengambilan keputusan
yang penuh pertimbangan dan dilakukan secara mandiri. Peter Facione,
mengemukakan bahwa berpikir kritis merupakanpProses perumusan alasan dan
pertimbangan mengenai fakta, keadaan, konsep, metode dan kriteria.
Richard Paul mendefinisikan berpikir kritis sebagai proses merumuskan
alasan yang tertib secara aktif dan terampil dari menyusun konsep,
mengaplikasikan, menganalisis, mengintegrasikan (sintesis), atau mengevaluasi
informasi yang dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi,
pemberian alasan (reasoning) atau komunikasi sebagai dasar dalam menentukan
tindakan.
Menurut Halpen
(dalam Achmad, 2007) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah memberdayakan
keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut
dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung
kepada sasaran-merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka
memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan,
dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara
efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan
kegiatan mengevaluasi, mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala
menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan.
Berpikir
kritis ini juga biasa disebut dengan directed thinking, sebab berpikir langsung
kepada fokus yang akan dituju. R. Matindas (dalam Sarwono, 2009) menyatakan
bahwa: “Berpikirkritisadalah aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi
kebenaran sebuah pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk
menerima, menyangkal, atau meragukan kebenaran pernyataan yang bersangkutan”.
Hal terpenting
yang perlu diperhatikan dalam konsep berpikir kritis bahwa dalam proses
berpikir kritis, seseorang dapat dikatakan sedang mengevaluasi bahan atau topic
yang sedang dibahas. Sebab dalam proses berpikir kritis, seseorang akan
mengalami berbagai pertimbangan dari berbagai aspek untuk menentukan suatu
tujuan yang menghasilkan jawaban yang disampaikan. Selain mampu berpikir logis
dan kritis, seorang peserta didik juga harus mampu berpikir kreatif.
Berpikir Logis
Berpikir
secara logis adalah suatu proses berpikir dengan menggunakan logika,
rasional dan masuk akal. Secara etymologis logika berasal dari kata logos
yang mempunyai dua arti 1) pemikiran 2) kata-kata. Jadi logika adalah ilmu yang
mengkaji pemikiran. Karena pemikiran selalu diekspresikan dalam kata-kata, maka
logika juga berkaitan dengan “kata sebagai ekspresi dari pemikiran”. Dengan berpikir
logis, kita akan mampu membedakan dan mengkritisi kejadian-kejadian yang
terjadi pada kita saat ini apakah kejadian-kejadian itu masuk akal dan sesuai
dengan ilmu pengetahuan atau tidak. Tidak hanya itu, seorang peserta didik juga
harus mampu berpikir kritis sehingga ia mampu mengolah fenomena-fenomena yang
diterima oleh sistem indera hingga dapat memunculkan berbagai pertanyaan yang
berkaitan dan menggelitik untuk dicari jawabannya.
Contoh
real-nya ketika seorang siswa atau peneliti melakukan metode ilmiah, maka
pelaku ilmiah ini harus melakukan kegiatan ilmiah ini dengan berpikir secara
logis, mulai dari saat pelaku ilmiah melakukan observasi/ pengamatan,
merumuskan masalah, menyusun hipotesis, melaksanakan penelitian, mengumpulkan
data, mengolah dan menganalisis data, hingga menarik kesimpulan. Seluruh proses
kerja ilmiah tersebut harus dikerjakan berdasarkan prinsip yang logis,
rasional, dan masuk akal agar dapat dipertanggungjawabkan.
Cara berpikir
logis yang biasa dikembangkan, dapat dibagi menjadi dua, yaitu berpikir secara
deduktif dan berpikir secara induktif. Logika deduktif adalah penarikan
kesimpulan yang diambil dari proposisi umum ke proposisi khusus. Sederhananya
kata umum-khusus. Adapun logika induktif kebalikan dari logika deduktif. Jenis
logika ini harus mengikuti penalaran yang berdasarkan pengalaman atau
kenyataan. Artinya, jika tidak ada bukti maka kesimpulannya belum tentu benar
atau pasti. Dengan demikian, dia tidak akan mempercayai suatu kesimpulan yang
tidak berdasarkan pengalaman atau kenyataan lewat tangkapan panca indranya.
Manfaat Berpikir Kritis :
1. Memiliki banyak
alternatif jawaban dan ide kreatif
2. Mudah memahami
sudut pandang orang lain
3. Menjadi rekan
kerja yang baik
4. Lebih Mandiri
5. Sering menemukan
peluang baru
6. Meminimalkan salah
persepsi
7. Tidak mudah
ditipu
Proses
Berpikir Kritis Secara Individu
1. Kenali Masalah
2. Tentukan Prioritas
3. Kumpulkan Informasi
4. Kenali Persepsi yang muncul
5. Analisa Data
6. Buat Keputusan / Kesimpulan